Dengan Android One, Google siap untuk menyebarkan ‘virus’ ke seluruh dunia Kesetaraan negara maju dan negara berkembang dalam menikmati teknologi kini hampir tak berjarak di perangkat Google. Android One menjadi jembatan ampuh untuk mentransfer beragam teknologi hingga sampai ke lapisan terbawah. Seolah tak ada sekat lagi yang membuat para masyarakat kelas bawah menjadi setara. Sekilas tentang beragam pertumbuhan smartphone di beberapa Negara. Di India, berdasarkan riset IDC, penjualan smartphone telah meledak 186 persen pertumbuhan di 2014. Uniknya, didominasi oleh kalangan kelas bawah, yakni 78 persen. Dengan banderol harga di bawah 200. Ekspansi Google membuat beberapa kompetitor pun bergidik. Microsoft dengan seri Asha dan Lumia tentu saja tak bisa mainmain.

Karena Google sudah menabuh genderang perang ke pasar-pasar negara berkembang lewat Android One. Pada peluncurannya musim gugur lalu, Wakil Presiden Senior Google, Sundar Pichai, mengatakan bahwa Google akan melakukan penetrasi ke calon pengguna yang ada di negara berkembang. “Ketika kita dalam perjalanan kita untuk mencapai miliar orang berikutnya, kami ingin melakukannya pada versi terbaru dari Android, yakni Android One,” ujarnya. Kehadiran Android One ini sedikit banyak memberi ancaman ke kompetitor yang bersinggungan dengan pasarnya. Microsoft pun terkena pukulan telak di segmen menengah ke bawah. Ketika Lumia akan berkonsentrasi ke kelas bawah dengan menurunkan spesifi kasi. Android One malah menerjang dengan spesifi kasi yang menggigit. Hal ini dibuktikan Google, ketika meluncurkan meluncurkan Android 4.4 KitKat. Software yang dirancang khusus sehingga akan berjalan dengan baik pada perangkat keras berbiaya rendah.
Sehingga jalan untuk mendatangi pasar negara berkembang semakin lempang. KitKat adalah upaya Google untuk mengatasi masalah perangkat lunak pada perangkat low-end, Android One kini melakukan hal yang sama untuk hardware. Perusahaan menyebutnya sebagai “solusi yang komprehensif untuk mengatasi kebutuhan komputasi mobile mereka di pasar negara berkembang.” Perbandingan paling nyata saat Lumia 530 diadu dengan Mito Impact misalnya. Spesifi kasi keduanya memang terlihat sedikit mirip. Namun, banderol Mito Impact (Android One) nyaris separuh harga Lumia 530. Memang ada plus minus, tapi sertifi kasi dari Google-lah yang membuat imej ponsel lokal yang berlabel Android One menjadi semakin terpercaya. Nah, kalau sudah begini harus ada langkah strategis dari kompetitor Android One, semoga?